IMTAQ DISELA-SELA PENDIDIKAN SEKOLAH
Dewasa ini, seakan-akan telinga kita panas mendengar kasus-kasus remaja yang tiada henti-hentinya menyelimuti kehidupan bersosial. Kasus-kasus yang paling sering terjadi tidak lain tentang perkelahian, narkotika, dan penyelewengan seksual. Apa penyebab dari semua itu, dan apakah solusinya?
Semua itu terjadi karena tidak terjadi keseimbangan antara kemajuan IMTAQ dan IPTEK. Mengapa terjadi ketidak seimbangan antar keduanya? Minimnya pendidikan yang mengacu kedalam materi IMTAQ adalah salah satu penyebabnya. Pendidikan agama misalnya, kurangnya jam tayang mata pelajaran agama memang sudah terjadi di sebagian besar system pendidikan kita. Namun, kita bukanlah seorang yang memiliki kedudukan tinggi yang bisa megubah system pendidikan dengan mudah.
Teknologi yang sering menjadi pemicu kasus para remaja adalah Handphone (hp). Siswa-siswi yang dimanjakan dengan kehadiran teknlogi ini sangat rawan terjadi penyelewengan, semakin tinggi teknologi didalam hp, semakin tinggi pula kemungkinan terjadinya penyelewengan. Misal, seorang anak dengan mudahnya, mengkoleksi gamar-gambar dan video porno. Yang lebih mengejutkan, tidak sedikit dari mereka yang menjadi pemeran dalam tontonan tersebut (hasil penelitian di kota-kota besar).
Apakah yang akan terjadi jika peristiwa di atas terus berlanjut? Keroposnya iman dan taqwa seakan-akan tidak lagi diperhatikan oleh kebanyakan sekolah kita, dan kita tidak perlu menyalahkan orang lain atas kejadian ini. Yang jelas, kita perlu menyadari akan krisisnya iman dan taqwa serta akhlak di dalam jiwa remaja saat ini.
Untuk mengurangi masalah di atas, kita perlu menyuntikan iman dan taqwa disea-sela pendidikasekolah. Pendidikan agama adalah yang paling tepat untuk menanamkan akhlak kepada siswa-siswi supaya mudah untuk meningkatkan IMTAQ. Akan tetapi, menyerahkan sepenuhnya masalah IMTAQ kepada pendidikan agama, bukanlah pilihan yang tepat. Untuk itu, sangat penting peran pendidikan yang lain untuk mendukung pendidikan agama.
Menanamkan nilai iman dan taqwa dalam mata pelajaran umum, sangat mungkin untuk dilakukan. Sebagai siswa, saya sangat menyayangkan bila para guru tidak menggunakan kesempatan yang dia miliki untuk mendukung ajaran agama. Matematika, kimia, biologi, fisika dan mata pelajaran yang lain, juga bisa diintegrasikan kedalam penyumbang pendidikan iman dan taqwa (walaupun hanya sedikit). Para guru pelajaran umum misalnya, mereka dapat menghubungkan antara ilmu yang mereka miliki dengan pendidikan iman dan taqwa. Ini bisa dilaksanakan dengan cara memilih mana saja materi yang bisa diintegrasi dengan pendidikan IMTAQ. Memang tak semua materi bisa dihubungkan dengan pendidikan iman dan taqwa. Tetapi, setidaknya para guru mencoba dan terus melaksanakannya dengan continue (terus-menerus).
Saya sebagai siswa sangat menginginkan kepedulian para guru untuk menyeimbangkan antara IPTEK dan IMTAQ. Baik itu guru agama maupun guru yang lain. Suatu system akan bisa berjalan jika dilaksanakan bersama dan dengan kerja sama yang baik. Saya juga sangat menginginkan untuk dapat membawa bekal iman dan taqwa dari para guru sekolah saya. Semoga, dengan ditanamkannya iman dan taqwa pada siswa-siswi, dapat membentengi mereka dari pengaruh negatif teknologi. Dan semoga sekolah akan terus menjadi penerang bagi para siswa-siswi di Indonesia tercinta ini. Amin...
Label: imtaq
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
0 komentar:
Posting Komentar