Tidak mengherankan lagi bila kita mendengar seorang guru dihajar oleh siswanya karena alasan yang sepele. Kurangnya penanaman iman dan taqwa (imtaq) adalah penyebab yang sudah pasti terjadi di sistem pendidikan Indonesia. Jika imtaq adalah benteng pertahanan terahir dalam menjaga aqidah islam telah hancur, maka terjadilah kehancuran budi pekerti didalam jiwa pelajar kita.
Gerakan-gerakan yang berbau premanisme seperti Geng, klik, Geng motor dan lain sebagainya telah membaur di dalam sekolah, terutama di kota-kota besar. Ironisnya ada pula guru yang ikut andil dalam gerakan premanisme tersebut. Memang sedikit jumlah guru yang ikut dalam kelompok premanisme, tetapi itu menyebabkan pencemaran nama baik guru di dalam masyarakat.
Jika kita renungi QS Al-israa ayat 72
وَمَنْ كَانَ فِي هَذِهِ أَعْمَى فَهُوَ فِي الآخِرَةِ أَعْمَى وَأَضَلُّ سَبِيلا
“Dan barangsiapa yang buta (hatinya) di dunia ini, niscaya di akhirat (nanti) ia akan lebih buta (pula) dan lebih tersesat dari jalan (yang benar)”, maka, kita akan menemukan kesimpulan bahwa seorang guru harus bertugas menghilangkan kebutaan, menransfer ilmu, berbagi pengalaman, menegakkan norma dan agama. Ada sebuah pertanyaan yang mengganjal di hati saya, yakni “apakah sudah benar (menurut agama) ilmu yang diberikan oleh guru kita, seandainya ilmu itu tidak benar, siapakah yang akan bertanggung jawab?. Jika anda menjawab guru yang harus bertanggung jawab, lantas bagaimana caranya?
Begitu mulia tugas seorang guru, sampai-sampai para orang tua pun percaya kepada mereka untuk mendidik anak-anaknya. Seandainya tidak ada sosok-sosok guru yang berwawasan teknologi, pastilah manusia saat ini masih tinggal di dalam gua dan berpakaian dengan kulit-kulit kayu.
Kembali ke permasalahan imtaq pelajar. Melihat posisi imtaq yang sedemikian parah, ternyata pemerintah kita punya lima strategi yang jitu untuk memperbaikinya.
1.Optimalisasi pelaksanaan Pendidikan Agama Islam
2.Integrasi Iptek dan Imtaq dalam proses pembelajaran
3.Pelaksanaan kegiatan ekstra kurikuler berwawasan Imtaq
4.Penciptaan situasi yang kondusif dalam kehidupan sosial di sekolah
5.melaksanakan kerjasama antara sekolah dengan orangtua dan masyarakat
Strategi tersebut juga didukung oleh program pembinaan sekolah berwawasan Imtaq, antara lain
1.semiloka peningkatan Imtaq Siswa
2.Integrasi Imtaq-Iptek dalam proses pembelajaran di sekolah
3.Bulletin/Poster Religiusitas
4.Lomba Karya Tulis Peningkatan Imtaq
5.Pemberian Subsidi Pemberdayaan Sekolah Berwawasan Imtaq
Semua strategi diatas akan sukses jika kita sebagai pelajar mau menerima kehadirannya dengan hangat ditengah-tengah kita. Jika strategi pemerintah itu berhasil, kita seharusnya bersyukur kepada Allah dan berterima kasih kepada pemerintah. Ternyata pemerintah kita masih sangat peduli kepada kita.
Saya mohon maaf yang seikhlas-ikhlasnya apabila ada tulisan saya yang menyinggung atau menyakiti hati para pembaca. Wassalamu’alaikum warohmatullohi wabarokatuh .…
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
0 komentar:
Posting Komentar