Kita semua tahu, bahwa sholat adalah rukun islam yang kedua setelah bersyahadat. Sholat pun harus dikerjakan tepat pada waktunya, karena waktu untuk melaksanakannya memang sangat terbatas. Akan tetapi kebanyakan orang hanyalah melaksanakan, bukan mendirikannya.
QS Al- Baqarah ayat 43
وَأَقِيمُوا الصَّلاةَ وَآتُوا الزَّكَاةَ وَارْكَعُوا مَعَ الرَّاكِعِينَ
“Dan dirikanlah salat, tunaikanlah zakat dan rukuklah beserta orang-orang yang rukuk”
sesungguhnya sholat itu merupakan kebutuhan ataukah kewajiban? Jika jawabannya sholat adalah kewajiban, maka ketika kita mendengarkan suara adzan, hati kita akan berkata “nantilah, toh waktunya masih lama ”. Lain halnya dengan anggapan bahwasannya sholat adalah kebutuhan. Seandainya kita anggap sholat adalah suatu kebutuhan, pastilah kita sesegera mungkin untuk melaksanakanya ketika kita mendengar suara adzan. Terjadi demikian karena hati kita merasa butuh dan terpanggil atas kebutuhan sholat yang memang harus sesegera mungkin dilaksanakan. Hal diatas sesuai dengan hadits nabi “Barangsiapa yang mendengar adzan, lalu ia tidak mendatanginya (ke masjid), maka tidak ada shalat baginya.” (HR. Ibnu Majah)
Sesungguhnya kita rugi jika kita melaksanakan sholat sendirian dirumah. Karena kita tidak mendapatkan pahala yang berlipat dari sholat kita. Dengan demikian, kita harus berusaha sebisa mungkin untuk melaksanakan sholat berjama’ah, entah itu dimasjid, dirumah maupun tempat-tempat lain (yang suci).
Ada sebuah gambaran bahwasannya ketika kita sholat berjama’ah, kita diibaratkansebagai sebuah batu kecil yang berada ditengah-tengah kintalan (ratusan kg) kedelai. Maksudnya, walaupun kita sebuah batu, akan tetapi kita berada diantara ribuan butir kedelai. Maka, ketika kedelai itu ditimbang, batu pun juga akan tertimbang sebagai kedelai, bukan sebagai batu. Ketika kedelai itu dijual, maka sebuah batu kecil itu akan ikut terjual dan harganya sama dengan sebutir kedelai yang lain.
Mungkin itu sedikit gambaran bahwa sholat kita akan lebih baik jika kita melaksanakannya dengan berjama’ah. Yang pasti, kita harus pegang dengan erat hadis berikut, "Sesungguhnya (batas) antara seseorang dengan syirik dan kafir adalah meninggalkan shalat’.” (HR. Muslim)
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
0 komentar:
Posting Komentar